Magma Kahuripan

Lika-liku perilakune manungso ing dunyo iku cuman sedeklo. Lan derajate manungso, jodoh, rejeki lan matine kuwi wis ono seng ngatur. Dadi manungso kudu uripe mesti apik ing dunyo lan akherat, mesti usoho soko saiki sadurunge nyowo di jupuk karo seng nduwe urip.

My Photo
Name:
Location: Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Wednesday, June 21, 2006

Bahagianya Kami

Pada hari senin, 19 Juni 2006. Istri saya melakukan test kehamilan di poliklinik tempat dia bekerja, dan Alhamdulillah hasil yang di dapat adalah positif, menandakan istri saya saat ini hamil dan sebentar lagi akan memberikan adik buat bidadari kecil kami atha namanya.
Keinginan untuk mempunyai momongan lagi terjadi sekitar akhir tahun 2005, tepatnya bulan oktober. Istri saya yang selama ini memakai suntik KB, menghentikan aktifitas suntik KB setiap bulannya. Karena dari informasi pengalaman beberapa rekan, jika si istri ikut KB suntik dan jika ingin hamil lagi sedikitnya membutuhkan 6 bulan untuk hormon kembali normal [ceeiille kayak dokter kandungan saja, betul ngga ya?].
Dari beberapa bulan setelah menghentikan KB suntik, istri saya cuman mengalami 1-2 minggu telat menstruasinya setelah itu memang menstruasi beneran. Setelah beberapa kali telat dalam bulanan mestruasinya dan beberapa kali pula di test dan menghasilkan nilai negatif, pada bulan juni ini dimana istri saya telat selama 2 minggu, padahal seminggu sebelumnya istri saya telah melakukan test kehamilan sendiri dengan hasil yg terlihat samar-samar di grid baris paling bawah, apakah hamil atau hanya pengaruh tester pada grid baris paling atas.
Untuk memberikan hasil yang memuaskan saya menyuruh istri saya untuk melakukan test kehamilan lagi di poliklinik tempatnya bekerja dengan di bimbing dokter polinya. Setelah di lakukan test di poli dan mendapatkan hasil 2 grid baris yg terlihat jelas istri saya di nyatakan positif hamil. Dan ucapan syukur Alhamdulillah dan selamat terbang berkali-kali diantara beberapa rekan dokter dan teman istri saya.
Setelah pulang kerja hari itu, di atas kendaraan dalam perjalanan pulang kerja saya diberitahu bahwa dia positif hamil, saya pun mengucap syukur Alhamdulillah.
Allah masih mempercayai kami sebagai umatnya, dititipkan sebuah keturunan untuk kami bina, sirami, kembangkan menjadi anak yang sholeh, yang berguna buat agama, nusa bangsa, orang tua dan sesamanya. Semoga apa yang diberikan dan dipercayakan kepada kami akan kami jaga dengan baik. Amien.

Thursday, May 04, 2006

Wisata "mistik" Lawang Sewu

Kemarin [03/05], merupakan hari terakhir Lawang Sewu Expo. Dari banyaknya stand dan acara yang di gelar dari tanggal 29 April 2006 sampe tanggal 3 Mei 2006, yang menarik rasa ingin tahu saya adalah mengarungi lorong bawah tanah yang ada di lawang sewu. Kebetulan hari rabu kemarin, istri saya pulang kerja di udinus ba'da magrib, dimana tempat kerjanya masih dekat dengan tugu muda - lawang sewu. Sekalian habis pulang kantor saya nyamperin istri saya mau di ajak jalan-jalan ke lawang sewu. tapi hari sebelumnya emang sudah janjian mau kesana. [saking penasarannya hehehe...]
18:30 kita cabut dari udinus langsung menuju lawang sewu, kondisi lawang sewu yang semakin tua dan hari kemarin hujan deras mengguyur kota semarang mengakibatkan halaman parkir dan sekitarnya becek. [Ada hubungannya ngga sih hahahaha.....].
Kami memasuki pintu masuk bangunan tua tersebut, di kiri kanan sudah ada standnya pelukis yang menjajakan hasil karyanya. Yang saya lihat sepintas ada lukisan lawang sewu jaman doeloe yang dicat blontang blonteng seperti almarhum Afandi kalo lagi ngelukis, ada lagi lukisan yang di pigura dengan pipihan batang kayu seharga 900 ribu. Selanjutnya kami memasuki ruangan utama, didepan kami sudah ada anak tangga yang menuju lantai ke dua dan selanjutnya. Tapi di tangga yang lebar tersebut di bentangkan kertas yang ditempel di seutas tali yang di bentangkan dari kiri ke kanan, Maaf saya kurang tau apa tulisan kertas tersebut [mata minus 1,5 dan kaca mata ketinggalan di kantor] mungkin tempelan kertas tersebut berbunyi "Dilarang Naik" dengan ada sesaji juga di anak tangga tersebut. Dan di tembok nampak lukisan besar, saya tidak tahu lukisan siapa tersebut. Di ruangan yang menghadap tangga tersebut ada dua lorong kiri dan kanan yang masing-masing di penuhi stand pameran. Kami ambil lorong yang ke kiri karena saya tujuan ke lawang sewu cuman mengabulkan penasaran saya akan keangkeran lorong bawah tanah lawang sewu.
Di lorong sebelah kiri pun banyak stand meubel, garmen, dan masih banyak lainnya. Kebetulan juga saya ngajak istri, bukan langsung ke tempat "tujuan" tapi mampir dulu ke stand-stand yang menjual pakaian dan baju muslim wanita. Dengan sedikit memaksa [uuiihhh, ceritanya kayak orang mau " " saja ya hehehe...] istri langsung aku ajak ke wisata mistik itu. Setelah tanya ke penjaga stand paling pojok, dikasih arah tempatnya wisata lorong bawah tanah itu. Belok kiri-kanan-kanan-kiri terus lurus saja, Kami langsung tancap gas menuju tempat tersebut. Ternyata disana sudah banyak antrean memanjang. Kami beli tiket seharga 5000 perak 2 biji. Istri saya ada didepan, dan dompet dan taspun sudah diantisipasi takut-takut kalo kecopetan.
Setelah antrean kami mendekati pintu masuk yang di jaga petugas, istri saya sebenarnya takut mau wisata lorong bawah tanah, mungkin teringat acara uji nyali lawang sewu di tv swasta yang kelihatan kuntilanaknya itu kali. Setelah memberikan tanda masuk kami seharga 5000 itu tadi kami dan kurang lebih 15 orang lainnya termasuk kami sudah masuk di ruangan mau turun ke lorong bawah tanahnya. Petugas juga memberi tahu kami bahwa di bawah tersebut di penuhi genangan air maka kami pun melepas sepatu dan melipat celana sebatas lutut.
Rombongan kami pun beranjak turun melewati anak tangga, sewaktu berbelok ke kanan rombongan kami berpapasan dengan rombongan sebelum kami. Karena jalanan sempit maka rombongan kami memberi jalan dulu ke rombongan tersebut. Dari belok kanan tersebut kami belok ke kiri, dengan mengankat kaki dulu karena di depan kami ada pipa instalasi air. kesan pertama lorong bawah tanah tersebut tak ubahnya aliran air sebatas mata kaki. Lorong-lorong yang rombongan kami lewati ternyata lorong tersebut sudah di cor beton, terbukti di kiri-kanan-atas lorong tersebut sudah di cor beton. dan saya mencoba mengetuk atap beton tersebut karena memang pendek jadi saya tanpa perlu meloncat bisa mengetuk atap tersebut, dan gaung pun bersambut. Dan lorong beton tersebut juga kelihatannya baru di perbaiki, karena masih ada kayu, seng, bata, batu yang berserakan di sana. Rombongan kami pun berjalan dengan di sinari lampu senter dari pemandu dan lilin-lilin yang sengaja di pasang di lorong-lorong bawah tanah tersebut. semakin lama rombongan kami menembus batas kegelapan, bau wangi semakin menyelimuti hidung kami. setelah tengok kanan-kiri ternyata di beberapa pintu yang ada di lorong tersebut di pasangi dupa yang sengaja di bakar. [dalam hati saya, hebat betul yang punya gawean ini, menambah sangar tempat tersebut]. Banyak cerita dari menjalani lorong tersebut, ada pasangan kekasih keturunan cina yang ikut dalam rombongan kami itu. Si wanita kelihatan takut sekali, terlihat dia selalu dekat dengan pacarnya itu dan paling lucu dari wisata tersebut ketika si laki-laki tersebut bilang ke pemandu rombongan, apa gunanya bangunan kotak-kotak di dalam lorong tersebut, entah pemandunya dengar apa enggak, saya langsung nyeletuk buat kolam ikan. Kelihatan dia jengkel dan nggerutu pas tiwas tanya serius bilangnya, aku cuman tertawa geli saja hahahaha.....
akhirnya rombongan kami pun selesai di ujung terowongan dengan menaiki anak tangga yang semula buat kami turun tadi. Kamipun telah sampai di ruangan yang memasuki bawah tanah tadi dimana sepatu kami di tinggal disana dan kamipun memakai sepatu langsung meninggalkan ruangan yang katanya orang-orang penuh misteri.